
Memasuki
Jl. Joko Tingkir, Gang Benowo II Sonojiwan RT 5/RW 22 Makam Haji,
Kartosuro, Sukoharjo, terdapat sebuah plakat yang menunjukkan lokasi
berjarak seitar 100 meter dari jalan raya. Lokasi ini adalah Petilasan
Keraton Pajang. Kerajaan Pajang runtuh seiring berdirinya Mataram. Bekas
fisiknya nyaris tak terlihat karena termakan usia. Tak ada sisa beteng,
bekas bangunan atau semacamnya yang menggambarkan perjalanan fisik
Keraton Pajang selama ratusan tahun. Yang masih tersisa dari Keraton
Pajang hanyalah sisa-sisa kayu yang dahulunya merupakan getek atau rakit
yang pernah dinaiki Joko Tingkir saat melawan buaya. Kemudian sebuah
batu yang dulunya menjadi tempat bersemadi dan sebuah sendang yang
airnya selalu jernih meskipun terletak di pinggir sungai yang keruh dan
kotor. Konon air sendang ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit jika
air ini dipakai untuk mandi atau cuci muka. Di sini juga masih terdapat
beberapa artefak peninggalan masa lalu.
Namun
sayangnya, lokasi ini telah tertutup oleh bangunan baru yang sengaja
dibuat untuk menyelamatkan petilasan. Ada sebuah pendapa, beberapa buah
patung, beberapa bangunan penunjang lainnya yang secara keseluruhan
lebih mirip sebuah taman. Upaya ini dilakukan pada tahun 1993 oleh
Paguyuban Marsudi Petilasan Keraton Pajang dan akan terus berlanjut
bahkan pendapa akan diubah mirip seperti keraton masa lalu lengkap
dengan dinding bata dan atap sirap. Tapi sayangnya upaya ini belum
tercapai dikarenakan belum ada dana yang memadai.

Pasalnya
Petilasan Keraton Pajang sangt memprihatinkan. Pendanaan dari petilasan
keraton ini hanyalah berasal dari dana swadaya para peziarah dari
adanya acara rutin Jum’at Legen berupa do’a bersama atau tahlil yang
dipimpin oleh juru kunci. Selain itu juga hanya ditunjang dari kerabat
keturunan saja. Pihak Keraton Surakarta maupun Jogjakarta tidak pernah
memberikan bantuan apapun untuk perawatan. Demikian pula dengan Dinas
Pariwisata Pemda Kabupaten Sukoharjo.
Yayasan
Kesultanan Keraton Pajang berencana membuat museum untuk Petilasan
Keraton Pajang. Di museum ini akan diisi dengan replika-replika warisan
budaya yang sempat tenggelam selama kurang lebih 424 tahun lalu. Hal ini
dilakukan untuk melestarikan dan membangkitkan kembali Cagar Budaya
Kesultanan Keraton Pajang. Dengan cara inilah peninggalan sejarah akan
lebih mudah dilakukan dan sejarah bisa diluruskan. Museum ini rencananya
akan lebih mengarah pada edukasi, ilmu pengetahuan, kebudayaan,
pariwisata, dan untuk melestarikan cagar budaya.

Pewaris
Tahta Keraton Pajang yaitu Kanjeng Raden Adipati Suradi Joyo Negoro
telah mendaftarkan Keraton Pajang pada UNESCO melalui Yayasan Keraton
Nusantara. Bangunan yang kini telah ada diantaranya Balai Agung
Kasultanan Keraton Pajang dan kedaton yang terletak di samping Petilasan
Keraton Pajang. Diharapkan dengan dilestarikannya museum ini akan
semakin banyak peziarah bahkan wisatawan yang ingin mengetahui sejarah
Keraton Pajang.
0 comments:
Post a Comment
Tata tertib berkomentar :
1. Komentar harus relevan dengan konten yang dibaca
2. Gunakan bahasa yang baik dan sopan
3. Tidak mengandung unsur SARA or Bullying.
4. Dilarang SPAM. Exp: Nice gan, Makasih Gan, dll
5. Dilarang menyisipkan link pada isi komentar. Aktif ataupun tidak.
Berlakulah dengan bijak dalam menggunakan sarana publik ini. Baca dan pahami isinya terlebih dahulu, barulah Berkomentar. Terimakasih.