Wednesday 27 April 2016

Kawasan perbukitan batu cadas yang panas dan kering kerontang itu masih sedikit menawarkan kesegaran. Dari sebuah mata air di bawah pohon gondang itu, Dinas Pariwisata Sukoharjo kemudian memanfaatkannya untuk sarana rekreasi. Misalnya, ada kolam renang bertingkat untuk dewasa dan anak-anak, juga tempat bermain, arena jelajah alam, dan bumi perkemahan. Di perbukitan di atasnya, ada sebuah gardu pandang untuk melihat kekeringan daerah itu. Cuma anehnya, menurut Ny Cipto (55) yang sudah lebih dari 10 tahun berdagang minuman di dekat pohon gondang, tanaman yang menghijau hanya yang dekat pohon itu. Lebih lanjut, ibu enam anak dan delapan cucu ini menuturkan sebuah cerita. Namun, ia memberi catatan kalau dirinya hanya mengetahui sedikit. "Cerita itu ya dari embah saya," katanya, sebelum memulai cerita tentang terjadinya mata air ini. Kisah itu dimulai dengan sebuah wisik atau bisikan halus di telinga Nyi Lanjar yang sedah resah mencari suaminya, sampai ia nekat memasuki sebuah hutan belantara. Di situlah ia mendengar suara lembut suaminya, Ki Gathok. Suara itu makin lama makin jelas, menunjukkan kerinduan sang suami untuk berjumpa kembali dengan Nyi Lanjar. Ki Gathok memang tidak sengaja menghilang. Saat berjalan di hutan untuk mencari kayu bakar, dia menemukan sebutir telur di tepi jalan dan dimakannya. Namun baru setengahnya dia habiskan, seluruh badannya menjadi terasa panas. Ia berlarian ke sana kemari, mencari air. Tanpa disadari sepasang tangan Ki Gathok mencabuti rumput pacing yang ada di sekelilingnya. Sungguh ajaib. Dari bekas cabutan itu keluarlah air yang kian membesar, dan akhirnya membentuk genangan yang besar dan dalam. Ia pun mencoba menghindar agar tidak tenggelam. Namun panas tubuh yang tak juga hilang membuat Ki Gathok akhirnya menceburkan diri ke dalam genangan air itu. Maka hilanglah ia sampai ke dasar.
 
Pariwisata Batu Seribu Kabupaten Sukoharjo yang sering disebut juga objek wisata pacinan merupakan wisata alam yang terletak di desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Obyek wisata ini terletak sekitar 20 km sebelah selatan Kota Sukoharjo, tepatnya di Desa Gentan, Kecamatan Bulu.
Untuk sampai ke obyek wisata itu, wisatawan biasanya mengalami kesulitan. Penunjuk arah yang hanya sedikit sering membuat wisatawan tersasar sementara jalan-jalan yang harus dilalui sempit dan bergelombang. Walau begitu, perbukitan batu cadas di sebelah kiri dan kanan yang menemani sepanjang perjalanan dari Sukoharjo sampai ke kawasan wisata itu, bisa menjadi alternatif pemandangan yang menyegarkan. Dari gerbang masuk, wisatawan harus menemukan sebuah sendang yang dikenal sebagai Sendang Lele terlebih dahulu. Di tempat itulah terdapat kolam kecil yang berisi puluhan lele dumbo. Dari situ, wisatawan harus berjalan menanjak sekitar satu kilometer untuk sampai ke pintu masuk. Harga tanda masuk (HTM) yang ditawarkan hanya Rp 750 per orang. Sesudah itu, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 kilometer dengan jalan menanjak dan curam, yang kebanyakan diatasi kawula muda dengan sepeda motor. Tujuan makin dekat dengan memasuki sebuah terowongan berbentuk mulut naga. Di situlah wisatawan bisa menengok genangan air di bawah pohon gondang yang besar dan rimbun. Sayang, genangan air itu kini sudah tertimbun dedaunan ke-ring, sampah, dan batu-batu, sehingga jembatan kecil yang ada di atasnya juga tidak begitu berfungsi untuk menengok mata air itu yang keluar dari celah-celah akar pohon gondang setinggi lebih dari 10 meter itu. Meski demikian,
Suami yang tak kunjung pulang tentu saja meresahkan Nyi Lanjar, sampai akhirnya ia bertekad bulat untuk mencari. Di hutan belantara itulah suara lembut sang suami terdengar. Nyi Gathok kemudian menemukan potongan telur sisa suaminya dan menyantapnya sampai habis. Sama seperti sang suami, sekujur tubuh yang terasa panas tiada tara membuatnya mencari sumber air. Ketika menemukan genangan air, tanpa pikir panjang, Nyi Lanjar menceburkan diri ke dalamnya. Namun di dalam sumber air itu justru mereka kembali bertemu. Janji sehidup-semati telah tercapai. Kisah inilah yang diungkapkan masyarakat Sukoharjo turun temurun, sebagai contoh kesetiaan sepasang insan manusia. Genangan air itulah yang hingga kini dikenal masyarakat sekitar sebagai Umbul Pacinan yang berasal dari sumber kata pacing. "Sebetulnya sih bukan pacinan, tetapi pacing. Itu lho rumput-rumput yang sering ada di bawah pohon-pohon besar. Kayak di bawah pohon gondang ini," ujar Ny Cipto menunjuk rerumputan yang kini tinggal sisanya di bawah pohon itu. Di sumber air ini suara angin dan gemericik air masih bisa dinikmati. Hingga kini masyarakat sekitar meyakini, air yang bersumber dari Umbul Pacinan itu memberikan kedamaian dan kelanggengan di dalam rumah tangga. Bedanya, berada di sumber air itu wisatawan tidak akan lagi bisa tenggelam atau menenggelamkan diri. Mata air itu sudah dipenuhi batu dan dedaunan kering. Itulah Batu Seribu dengan mitosnya. Ketika orang mulai bertanya, obyek wisata alam yang bagaimanakah yang paling banyak diminati oleh para insan turisme? Tentu jawabannya akan bermacam-macam. Bisa saja jawabannya obyek wisata alam pantai, gua, air terjun, sendang, hutan, gunung, dan sebagainya atau obyek wisata alam tersebut merupakan perpaduan dari beberapa komponen yang disebutkan di atas. Kenyataan dewasa ini menunjukkan adanya kecenderungan wisatawan lebih memilih berwisata ke obyek atau kawasan yang merupakan perpaduan dari beberapa obyek wisata meskipun tidak mengurangi minat mereka untuk tetap berwisata ke tempat lainnya. Namun obyek atau kawasan wisata yang medannya lebih menantang semakin hari semakin menjadi primadona baru. Barangkali ketertarikan mereka lebih dikarenakan keinginan bertualan untuk mengungkap misteri sekaligus menaklukkan alam yang sering ditakuti itu, disamping menikmati keaslian alam yang masih "Asri" belum tercemar ulah manusia. Obyek wisata Batu Seribu di Kabupaten Sukoharjo merupakan obyek wisata alam yang sangat lengkap, indah dan medannya cukup menantang. Obyek wisata ini sesungguhnya merupakan suatu kawasan wisata di mana ada perpaduan antara unsur gunung, lembah, sendang, pemandian dan hutan wisata yang menakjubkan. Di bagian timur obyek wisata batu seribu terdapat gunung sepikul. Konon, gunung ini ditinggalkan oleh Bandung Bondowoso yang tidak tercapai maksud tujuannya membuat patung di Candi Prambanan.
Di bagian bawah dari obyek wisata batu seribu terdapat sendang Kiai Truno Lele. Sendang tersebut dihuni oleh Lele Putih dan dikeramatkan oleh masyarakat sekitarnya. Disini pula terdapat Sendang Ayu. Sedangkan di bagian atas dari obyek wisata Baru Seribu terdapat Kolam pemandian alam. Sumber air kolam ini berasal dari air yang mengalir dari perbukitan yang jernih dan sejuk. Menurut ceritera, khasiat mandi air ini adalah dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sendang berkhasiat tersebut kini dikenal dengan nama sendang panca warna. Di samping obyek-obyek wisata tadi, di kawasan ini terdapat bumi perkemahan di atas bukit yang cukup representatif. Begitupula ada hutan wisata berupa tumbuhan akasia yang dapat memberikan kesejukan bagi para wisatawan. Sebagai obyek wisata, disini telah tersedia berbagai macam fasilitas yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk secara leluasa bisa menikmati keindahan dan keunikan alam sekitarnya.

0 comments:

Post a Comment

Tata tertib berkomentar :
1. Komentar harus relevan dengan konten yang dibaca
2. Gunakan bahasa yang baik dan sopan
3. Tidak mengandung unsur SARA or Bullying.
4. Dilarang SPAM. Exp: Nice gan, Makasih Gan, dll
5. Dilarang menyisipkan link pada isi komentar. Aktif ataupun tidak.

Berlakulah dengan bijak dalam menggunakan sarana publik ini. Baca dan pahami isinya terlebih dahulu, barulah Berkomentar. Terimakasih.

Contact Admin

Recent Post

    Area Soloraya

    VISIT SOLORAYA

    Seni Budaya Jawa

    Popular Posts

    Kalender

    Translate To



    EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianBrazilJapaneseKoreanArabicChinese Simplified



    Labels

    Boyolali (14) Karanganyar (25) Klaten (11) Sragen (17) Sukoharjo (11) Surakarta (13) Wonogiri (14)