Friday 27 May 2016

Wisata Candi Cetho Karanganyar dan Sisi Romantisnya, Tempat Wisata Terindah - Indonesia atau pada zaman Majapahit disebut dengan Nusantara merupakan wilayah yang dahulu ditempat masyarakat dengan mayoritas agama Hindu, Budha serta Animisme dan Dinamisme. Oleh karena itu di beberapa wilayah di Indonesia banyak terdapat peninggalan sejarah berupa candi. Candi yang begitu terkenal sampai ke mancanegara diantaranya adalah Candi Borobudur serta Candi Prambanan. Namun tiak hanya itu di wilayah lain di Indonesia juga terdapat peninggalan candi namun tidak setenar Candi Borobudur. Salah satu peninggalan candi yang belum begitu terkenal di Nusantara adalah Candi Cetho dan Candi Sukuh di Kabupate Karanganyar Jawa Tengah. Kedua Candi ini berdekatan serta memiliki keindahan yang cukup menarik. Candi Cetho di Karanganyar merupakan salah satu candi peninggalan agama Hindu yang diperkirakan dibangun pada akhir pemerintahan kerajaan Majapahit.
 

Lokasi Obyek Wisata Candi Cetho Karanganyar

Destinasi Wisata Candi Cetho terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Apabila anda menggunakan GPS maka anda dapat menemukan lokasi Candi Cetho di koordinat Koordinat GPS: 7° 35' 30.22" S, +111° 9' 19.87" E . Lokasi ini terlatak di lereng Gunung Lawu serta memiliki ketiggian 1.496 mdpl. Jika anda ingin mendatangi tempat wisata di Karanganyar ini anda dapat melalui jalur Solo-Karanganyar-Tawangmangu. Sebelum sampai Twangmangu, anda dapat melihat tanda peringatan menuju Candi Cetho. Jika melihat tanda ini anda langsung saja belok kiri dan menyusuri jalan utama yang ada. Nanti sepanjang perjalanan anda akan disuguhkan dengan pemandangan berupa kebun teh Kemuning yang sangat asri dan tampak hijau. Akses jalan menuju Candi Cetho ini sudah cukup bagus namun anda harus berhati-hati karena jalan yang relatif naik turun serta berkelok kelok.


Romantisme Wisata Candi Cetho Karanganyar

Lokasi wisata Candi Cetho ini memang memiliki sisi romantis tersendiri di bandingkan tempat lain di karanganyar. Dari akses jalannya saja sudah cukup menarik, yaitu dengan pemandangan berupa kebun teh yang menyerupai pemandangan di Puncak Bogor. Tempat dibangunnya Candi Cetho berada di atas perbukitan, sehingga untuk menjangkaunya perlu perjuangan tersendiri. Mobil atau sepeda motor yang anda gunakan harus prima, jika tidak bisa jadi malah gak kuat. Namun disisi lain apabila anda sudah sampai di atas candi, pemandangannya sungguh luar biasa. Tak salah apabila setiap hari banyak pasangan yang berpacaran di tempat ini. Pada saat-saat tertentu Candi Cetho ini diselimuti kabut, sehingga menambah kesan dramatis dari tempat ini. Suasana yang sejuk membuat kita yang berada di sana akan betah dan tak ingin pulang. 
 

Sejarah Wisata Candi Cetho Karanganyar

Seperti telah kami ungkapkan di awal bahwa Candi Cetho ini merupakan peninggalan agama Hindu. Sampai saat ini pada saat-saat tertentu di lokasi Candi Cetho dilaksanakan ibadah agama Hindu. Maka jangan heran apabila anda menemukan beberapa sesajen yang masih tersisa di sudut-sudut tempat ini. Candi Cetho pertama kali ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda yaitu Van de Vlies pada tahun 1842. Awalnya pada saat ditemukan kondisi candi ini tidak seperti sekarang, namun hanya berupa reruntuhan batu yang terdapat di 14 teras. Pada tahun 1970 dilakukan pemugaran oleh Humardani, seorang asisten pribadi Presiden Soeharto.Pada saat pemugaran itu dibangun gapura dan balai yang dikemudian hari diprotes ahli arkeologi karena tidak sesuai dengan kaidah pemugaran. Namun nyatanya sampai saat ini tidak ada yang meruntuhkan gapura itu. Justru dengan adanya gapura itu serta bale-bale nya dapat membuat suasana menjadi lebih indah. Berdasarka penelitian para ahli, Candi Cetho diperkirakan dibangun pada 1451-1470 sekitar Pemerintahan Raja Brawijaya V di Majapahit. Tujuan pembuatan candi ini diperkirakan adalah untuk tujuan ruwatan, jarena pada waktu itu banyak terjadi kekacauan

Tiket masuk Tempat Wisata Candi Cetho

Untuk masuk ke candi ini kita hanya mengeluarkan dana sekitar 3000 rupiah dan untuk wisatawan mancanegara sebesar 10.000 rupiah. Jangan lupa kunjungi Tempat Wisata unggulan di Karanganyar yang lainnya ya.

Tuesday 24 May 2016

Tempat Wisata di Boyolali yang Perlu Anda Tahu, Tempat Wisata Terindah - Boyolali merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten ini dahulu tergabung dalam karesidenan Surakarta atau Solo. Lokasi Kabupaten Boyolali juga berdekatan dengan Kota Solo, yaitu sebelah Utara Kota Solo ke arah Semarang. Boyolali dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah sebagai penghasil susu sapi. Di kabupaten ini banyak ditemukan peternak susu yang memproduksi susu sapi yang banyak dimanfaatkan oleh perusahaan pembuat susu. Selain dijual ke perusahaan susu, biasanya ada juga yang dijual langsung ke konsumen sebagai susu segar atau dijajakan di pinggir jalan dengan ditambah aneka rasa.
Kabupaten Boyolali Jawa Tengah sebenarnya memiliki potensi pariwisata yang cukup banyak, namun memang keberadaannya kurang terekspos sehingga kurang diminati oleh wisatawan. Hal itu menyebabkan pengunjung tempat wsiata di Kabupaten Boyolali didominasi oleh wisatawan lokal saja.
Bendungan Sidorejo. Bendungan Sidorejo ini terdapat di Desa Ngleses, Sidorejo, Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali. Bendungan ini juga difungsikan sebagai sarana irigasi, namun karena pemandangannya yang indah anda dapat merencanakan liburan anda untuk berkunjung di tempat ini. Bendungan Sidorejo ini merupakan sebuah tempat wisata yang tersembunyi di Boyolali. Akses lokasi wista ini agak jauh dari jalan raya, sehingga sehari-hari bendungan ini cenderung sepi pengunjung.
Waduk yang diresmikan oleh Presiden Indonesia kedua, H.M. Soeharto pada tanggal 18 Mei 1991 terletak di Desa Bade Kecamatan Klego Kab. Boyolali. Waduk ini lokasinya berada di sebelah utara Kab Boyolali yang berjarak kuran lebih 50 KM dari pusat kota Boyolali. Untuk mencapai lokasi waduk dari arah Barat bisa dtempuh dengan kendaraan pribadi atau Bus dengan menempuh rute Karanggede Gemolong berjarak kurang lebih 10 KM dari Kec. Karanggedhe dengan jarak tempuh kurang lebih 10 menit. Dari jalur Timur setelah pertigaan perlintasan rel Kereta Api desa Gemolong berjarak kurang lebih 15 KM.
Waduk Bade dibuat untuk menampung debit air untuk keperluan irigasi pada saat musim kemarau. Luas wilayah waduk menccapai 97,5 hektar dengan luas genangan air mencapai 68,5 hektar. Pada saat musim puncak hujan volume air yang dapat ditampung waduk Bade mencapai 2,7 juta meter kubik dengan ketinggian air mencapai 8 M. Karena waduk ini hanya menampung air hujan pada saat mencapai musim kemarau debit air pernah hanya tersisa 10% saja dengan ketinggian air hanya mencapai 1,5 meter. 

Untuk titik Spot A dari jalan raya Kranggedhe - Gemolong masuk kurang lebih bverjarak 10 M, pertigaan pertama ambil jalur kanan atau arah ke pemakaman umum, sampai di pintu masuk makam silahkan ambil jalur kiri atau mendekati pinggir waduk. Jika pada puncak musim puncak penghujan debit air penuh maka air akan sampai di pinggir tepat di bawah pepohonan, spot ini sangat cocok karena selain teduh juga tidak perlu repot jalan kaki. Dari spot ini Anda dapat menggunakan teknik mancing dengan pelampung dengan umpan lumut
Lokasi spot B adalah sepajang pinggir waduk membentang dari utara hingga selatan, karena lokasi Bendungan maka kontur tanahnya sedikit miring dengan kedalaman puncak mencapai 8 M, untuk menuju spot mancing titik B dikenakan tarif biaya masuk sebesar Rp. 2000. Karena struktur tanah dibawah Bendungan sudah rata tanpa penghalang tanaman spot bendungan cocok untuk teknik lempar dasaran dengan umpan cacing, namun sayangnya teknik ini sering terhalang oleh banyaknya warga sekitar waduk Bade yang menggunakan jala untuk menagkap ikan dan udang. Sebelum menggunakan teknik lempar dasaran ada baiknya melihat terlebih dahulu apakah ada jaring.
Jika Anda ingin mencoba mancing di tengah bisa menyewa perahu, ongkos sewa dahulu sekitar Rp. 10.000 ( harga tahun 2006), di spot mancing B memang sengaja diperuntukkan untuk objek wisata sehingga fasilitas pendukung untuk rekreasi seperti Warung makan arau minum banyak dijumpai di sana. Untuk kenyamanan pemancing sepeda motor dapat di parkir tepat di atas pemancing sehingga motor mudah dilihat, jika Anda menggunakan kendaraan roda empat silahkan parkir di dekat warung makan disana disediakan parkir yang luas, kendaraan roda empat tidak bisa masuk lokasi bendungan.

Lokasi Spot C hampir sama dengan spot A, bedanya lokasi spot ini cukup lebar, teknik mancing dengan lempar dasar mendukung untuk di coba di sport ini, atau jika Anda ingin mencoba mancing kutuk dengan banyak joran pancing bisa di coba di spot C ini.

Menikmati keindahan waduk cengklik memang sangat nyaman jika kita bisa menikmatinya dengan naik perahu motor dan melaju ke tengah-tengah waduk. Karena ketika kita sampai ditengah kita akan dismabut oleh banyak sekali ikan yang siap diberi makan. Ya ikan-ikan itu adalah milik mereka yang mau membeli karamba disana, kita boleh juga memancing disini namun asal tidak pada batas-batas tertentu.

Waduk Cengklik terletak di Dukuh Tumang Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Boyolali Jawa Tengah. Sangat mudah jika para travelers ingin mendatangi dan menikmati sendiri keindahan yang dipamerkan waduk Cengklik ini. Jika anda dari Solo pergi ke arah barat arah Boyolali, jika anda ingin menggunakan kendaraan umum tidak bisa langsung urun pas didepan waduk, anda bisa naik angkutan jurusan bandara dan berjalan kaki menuju waduk tidak jauh kok.
Nah saat tiba di waduk anda bisa menikmati kesejukan suasana yang ada di sekitarnya sambil duduk-duduk di pinggir. Karena sejauh mata memandang akan ada air dan tanaman enceng gondok di sebagian genangan waduk yang juga menambah pesona keindahan alamnya. Setiap musim hujan air yang membendung sangat berlimpah dan dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk irigasi pertanian mereka, serta mengembangkan benih perikanan. Namun ketika musim kemarau tiba air akan perlahan menyusut.
Anda bisa mengelilingi waduk dengan memanfaatkan perahu motor yang sudah disediakan, hanya dengan membayar Rp. 40.000 untuk sekali jalan dengan kuota 8 orang per perahu motor, anda dapat mengelilingi waduk dengan sangat menyenangkan sambil melepas lelah dan capek di tubuh. Apabila ingin take a rest di bawah pohon di pinggir waduk banyak pohon yang rindang.

Sunday 22 May 2016

TIDAK hanya Kota Surakarta yang mencoba membatik dunia. Sragen pun punya kekayaan tak ternilai ini. Dengan batiknya, Sragen berupaya melukis Nusantara.Seperti apa batik Sragen yang dikenal dengan sebutan Batik Sukowati. Berikut liputan wartawan Koran JITU Totok Jimboeng bersama reporter magang Nonik Retnowati. Lokasi Galeri Batik Sukowati sangat mudah ditemukan. Berada tak jauh dari Komplek Perkantoran Kabupaten Sragen, hanya 50 meter. Alamat tepatnya ada di Jalan Raya Sukowati 300. Untuk mencapai tempat itu dari Kota Surakarta, butuh waktu tak lebih dari satu jam. Sejak lama, masyarakat Sragen merupakan pembelajar batik Surakarta yang pertama. Dengan kreativitas masyarakat ini, Sragen mampu membuat batik dengan ciri khas tersendiri.
Kebanyakan perajin batik berada di daerah sekitar Kecamatan Masaran. Pemkab Sragen menyediakan tempat khusus untuk melestarikan budaya asli Sragen. Produksinya dibuat di Sentra Bisnis Batik Sragen.
Sedangkan hasil produknya digelar di Galeri Batik Sukowati. Nama Sukowati diberikan oleh Bupati Sragen Untung Wiyono karena Sragen identik de ngan nama Sukowati.
Galeri Batik Sukowati menyediakan berbagai macam batik. Batik cap, printing maupun batik tulis dengan aneka motif dan warna. Baik dari tenun tradisional yang mengandalkan tangan manusia maupun tenun mesin. Bisa dipakai pria maupun wanita dan anakanak. Produk yang dijual juga ada beberapa jenis. Seperti sarimbit, sarung, blus, pasmina, syal, kerudung, t-shirt, baju anak, tas, dompet, sandal serta aksesoris.

Ada juga miniatur mobilmobilan dari kayu dan tokek dari kayu. Harga yang ditawarkan variatif, Rp 25 ribu sampai Rp 5 juta. Batik yang har ganya mahal terbuat dari kain sutra yang dipintal dan ditenun secara tradisional. Cara membatiknya juga tradisional. Yakni dengan batik tulis atau canting. Namun, kebanyakan pengunjung lebih memilih batik yang harganya antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu. Batik Sukowati memiliki perajin yang menyebar.  Sebab, di galeri tidak memungkinkan memproduksi batik tersebut. Ada tiga wilayah produksi Batik Sukowati. Di Kliwonan, Pilang dan Plupuh, Sragen. Sebanyak tujuh macam batik diproduksi di Kliwonan. Yaitu Batik Brotoseno, Dewi Arum, Sadewa, Melati, Tomy, Purnama, Puntodewo, Rama Mukti dan Batik Windasari. Daerah Pilang ada 14, antara lain Batik Abimanyu, Brotojoyo, Canting Emas, Putri Lestari, Pranoto.
 
Sedangkan di Plupuh memproduksi Batik Widya Kusuma, Sekar Jagad dan Batik Lestari. Perajin ini hanya memroduksi saja.
Desain dan ide pembuatan berasal dari manajemen Batik Sukowati. Pemasaran produknya tidak hanya di daerah Sragen saja. Ada yang sampai Jogja, Bali dan Maluku. Khusus Maluku biasanya hanya bersifat pesanan seragam sekolah.
Batik Sukowati juga sering mengikuti pameran di luar negeri. Misalnya di China, Korea, Si ngapura dan Turki. Baru-baru ini mengikuti pameran di Myanmar. Galeri ini biasanya ramai saat Jumat hingga Minggu, atau di saat ada tamu peme rintah yang berkunjung ke Sragen. Menurut Manajer Batik Sukowati Haryanti, setiap kali ada tamu dari luar maupun dalam Kota Sragen, Untung Wiyono selalu menyempatkan membawa tamunya ke Galeri Batik Sukowati untuk mengenalkan batik asli masyarakat sekitar.
Banyak petinggi negara yang sering datang. “Tidak hanya itu. Ada juga artis, misalnya pembawa acara Bukan Empat Mata di Trans7, Tukul Arwana. Lalu, Putri Indonesia Nadine Chandrawinata.
Artis lawas seperti Rima Melati dan Mediana Hutomo juga pernah ke sini,” imbuh Haryanti.
Komplek Pemakaman Butuh di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, terletak sekitar 16 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Sragen. Suasana di kompleks pemakaman sangat teduh. Sebuah pohon besar berdiri tegak menaungi masjid kecil bercat krem yang cukup terawat. Jalan masuk menuju gerbang pemakaman yang berlapis semen juga rapi dan bersih. Meski demikian, kesan bersahaja tetap tampak jelas.
Di kompleks inilah terletak makam penguasa Keraton Pajang (1550-1582) yang bergelar Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir. Pria yang pada masa kecilnya bernama Mas Karebet ini dikenal sebagai salah satu cikal bakal raja Jawa. Kerajaan yang dipimpinnya adalah embrio kerajaan Mataram yang selanjutnya berkembang lagi menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
       Untuk masuk ke bagian dalam kompleks pemakaman, pengunjung harus melepaskan alas kaki. Di sebelah dalam kompleks pemakaman yang dikelilingi tembok itu terdapat lebih dari 20 pusara. Sembilan pusara di antaranya berada di dalam rumah tua yang ada di dalam kompleks pemakaman. Pusara Joko Tingkir berada pada bagian tengah rumah. Di dalam rumah yang alasnya sudah bertegel itu juga terdapat pusara orangtua Joko Tingkir, yakni Ki Kebo Kenanga dan Nyi Kebo Kenanga.
       Selain pusara, di halaman kompleks pemakaman terdapat kotak kaca yang di dalamnya berisi batang kayu yang sudah kropos. Batang kayu tua ini diyakini pernah dipakai Joko Tingkir pada abad ke-16 saat menuju Butuh melalui Bengawan Solo untuk berguru pada Ki Ageng Butuh. Sama dengan ayah Joko Tingkir, Ki Kebo Kenanga, Ki Ageng Butuh juga berguru pada Syeh Siti Jenar, tokoh sufi yang dihukum mati oleh Wali Songo.
       Perjalanan hidup Joko Tingkir yang pernah menjadi raja menyebabkan makamnya kerap dikunjungi orang, mulai dari rakyat jelata hingga pejabat di daerah maupun di pusat. Bahkan, tidak sedikit orang yang secara khusus bersemadi selama berhari-hari di makam yang dianggap keramat.
       Selain itu, orang sering mendatangi makam tokoh, seperti Joko Tingkir, karena raja dalam tradisi Jawa bukan sembarang orang. Ia harus kejatuhan wahyu kedaton terlebih dahulu.
       Dengan kata lain, seseorang harus mendapat anugerah dari kekuatan adikodrati sebelum menduduki takhta kekuasaan. Lebih dari itu, seorang raja juga harus memiliki kedekatan dengan kekuatan adikodrati.
       Tak mengherankan, kisah raja yang sebelum berkuasa mendapat anugerah adikodrati dan berkemampuan membina hubungan secara kontinu dengan penguasa alam gaib sangat sering didapati dalam legenda raja Jawa.
       SEORANG pemuda asli Kota Solo, Adam (21), mengatakan, ia pernah semadi di makam Joko Tingkir selama dua hari saat usianya masih 17 tahun. Tidak ada keinginan apa pun yang melandasinya untuk nglakoni (laku) di makam Joko Tingkir selain rasa ingin nglakoni itu sendiri. “Waktu itu malam Jumat Kliwon. Saya hanya sanggup semalam,” ujarnya.
       Seorang kerabat dekatnya, menurut Adam, juga pernah melakukan semadi di kompleks pemakaman Joko Tingkir. Berbeda dengan Adam yang hanya bertahan semalam, kerabat dekat Adam ini sanggup hingga sebelas malam berturut-turut. “Orang yang nglakoni di makam Joko Tingkir biasanya memang didorong motivasi yang bermacam-macam,” ujarnya.
       Adam mengaku tidak mau mengharapkan apa pun dari lakunya di makam Joko Tingkir karena takut melawan hukum agamanya, yakni Islam. “Orang hanya boleh berharap berkah dari Allah, tidak dari makam dan lain sebagainya. Apa yang saya lakukan hanya sebatas untuk nglakoni, sekaligus berdoa bagi leluhur,” ujar pria muda yang konon memiliki garis keturunan Joko Tingkir ini.
       Juru kunci makam Joko Tingkir, Jono (56), mengungkapkan, selain sekadar untuk nyekar (menaburkan kembang), orang-orang yang datang ke makam Joko Tingkir ada pula yang berharap mendapat petunjuk mengenai masa depannya. Meski demikian, selama belasan tahun menjaga makam itu, ia merasa tidak pernah menemui hal-hal yang bersifat gaib.

       Meski jumlahnya semakin sedikit, laku tapa prihatin sangat erat dalam kehidupan orang Jawa, terutama mereka yang sungguh-sungguh menghayati kejawen. Bentuk laku tapa, seperti puasa, menyepi, kungkum (berendam di mata air) saat malam hari, diyakini dapat menghantarkan orang untuk aneges karsa atau mengetahui kehendak Tuhan atas dirinya.
       Aneges karsa itulah sebenarnya yang dibutuhkan manusia. Kesibukan, kebisingan, gelora nafsu dalam diri, membuat manusia kerap gagal memahami kehendak Yang Kuasa atas dirinya. Aneges karsa hanya bisa dicapai lewat hening sekaligus kerendahan hati.
       Kisah Joko Tingkir yang membatalkan niatnya untuk membalas dendam atas kekalahannya dari Sutawijaya memperlihatkan sikap pasrah pada kehendak Yang Kuasa. Ia mau rendah hati dan menyingkirkan nafsu kekuasaannya. Ia bersedia menjalani apa yang menjadi tugas dalam hidupnya, yakni mengajar rakyat dan mengembangkan tradisi baru di tengah masyarakat.
Kolam Renang Kartika merupakan salah satu objek wisata tirta andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen.Objek wisata ini terletak didalam kota dan mudah untuk dicapai. Berbagai fasilitas disediakan untuk mendukung kenyamanan pengunjung, antara lain kolam renang utama, kolam renang anak-anak yang dilengkapi dengan ban pengaman, kolam luncuran, kolam pemancingan, arena bermain, taman keluarga , dan kafetaria. Kolam Renang Kartika dapat dicapai dengan melewati alun-alun kota , lalu belok ke kanan + 1,5 KM.
Obyek wisata paling dekat yang dapat dikunjungi setelah melakukan perjalanan jauh yaitu Kolam Renang Kartika. Kolam Renang Kartika berada di dalam Kota Sragen, tepatnya di jalan Veteran berdampingan dengan Stadion Sepak Bola Sragen. Kolam Renang Kartika diresmikan pemakaian untuk umum oleh Bupati Sragen tanggal 26 April 1988, menempati areal seluas kurang lebih 2 hektar. Begitu wisatawan memasuki Taman Wisata Kolam Renang Kartika, pertama yang ditemui adalah lapangan parkir, yang dapat menampung kendaraan kurang lebih 50 buah mobil.
Di samping lapangan parkir terdapat sebuah Kolam Pemancingan yang dilengkapi sebuah pondok pemantauan untuk bersantai, serta taman yang ditanami aneka bunga. Setelah memperoleh tanda masuk di loket, maka wisatawan akan memasuki halaman Kolam renang Kartika yang dikelilingi oleh pagar tembok setinggi 3 meter. Kolam Renang KArtika terbagi 2 (dua) bagian utama, yaitu:
Kolam renang untuk umum , kolam renang ini memiliki ukuran panjang 25 meter dan lebar 12,5 meter, sedangkan dalamnya sangat bervariasi yaitu 3 meter, 2,5 meter, serta 1,50 meter
Kolam renang untuk anak-anak , kolam renang ini mempunyai ukuran panjang 12,5 meter, lebar 3 meter serta dalamnya 60 centimeter.
Untuk menjaga kenyamanan para pelanggan maka kolam renang ini selalu dilakukan pengurasan satu kali dalam seminggu. Kolam Renang Kartika dilengkapi dengan arena permainan anak-anak. Fasilitas yang tersedia adalah papan luncur bergelombang, kamar ganti pakaian putra/putri, toilet, cafetaria, gudang, kantor pengelola, dan lain-lain. Beberapa usaha yang telah dan akan ditempuh antara lain perluasan areal objek wisata sehingga dapat meningkatkan daya tampung pengunjung serta meningkatkan keleluasaan gerak dan kenyamanan pengunjung; pembangunan dan penataan taman bermain serta penambahan alat-alat permainan; dan penataan kafetaria serta penambahan kolam renang baru.

Thursday 19 May 2016

Museum Wayang Kulit Wuryantooro adalah sebuah museum yang berlokasi di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Jarak dari kota sekitar 15 km dan dapat dicapai dengan kendaraan pribadi dalam waktu kurang dari 30 menit. Museum ini didirikan pada masa pemerintahan Bupati Begug Poernomosidi yang juga seorang dalang di kabupaten Wonogiri.
Museum Wayang Indonesia terletak di dalam kompleks Padepokan Pak Bei Tani M Ng. Prawirowihardjo di kecamatan Wuryantoro kabupaten Wonogiri pada Jalan Raya Wonogiri – Pracimantoro km 13. Diresmikan oleh Ibu Megawati Soekarnopoetri, Presiden Republik Indonesia pada waktu itu, pada tanggal 1 September 2004. Dan hingga kini menjadi kebanggan warga Wuryantoro. Museum ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri dan buka tiap hari kerja dari Senin – Sabtu pukul 07.00 – 14.00. Tiket masuknya pun gratis, alias tidak membayar.
Disebut sebagai Museum Wayang Indonesia karena memiliki koleksi wayang bukan hanya dari daerah Jawa Tengah tetapi juga dari daerah lain di Indonesia yaitu Jawa Barat dan Bali. Di tempat ini tersimpan ratusan koleksi wayang aneka jenis mulai dari abad 17. Paling tidak ada sekitar 436 buah wayang dari 15 jenis tertata rapi di museum yang berlokasi di sebelah timur Kantor Kecamatan Wuryantoro tersebut. Sebagian besar merupakan hadiah dari beberapa dalang dan kolektor wayang.
Yang menarik ada sejumlah wayang yang dibuat di awal abad 17. Seperti tokoh Udowo tahun 1714 milik Kyai Ageng Dalang Panjang Mas yang diturunkan ke Raden Mas Tumenggung (RMT) Ki Lilik GHD. Juga tokoh Semar, Durga, Gareng, dan Srimpen yang dibikin tahun 1918 hadiah dari Ki Dalang Warsino Guno Sukasno.

 
Wayang koleksi lain ada yang disungging tahun 1810 (Indrajid), 1811 (Werkudoro), dan 1825 (Surati Mantro). Kolektor wayang, Begug Poernomosidi (mantan Bupati Wonogiri) tak ketinggalan menghibahkan wayang buatan tahun 1918. Diantaranya Abiyoso, Limbuk, dan Cantrik.
Koleksi wayang yang ada antara lain Wayang Kulit Purwa, Wayang Golek, Wayang Bali, Wayang Klitik, Wayang Suket (rumput), Wayang Beber dari Bali, Topeng, dan bakalan wayang (wayang mentahan belum jadi sempurna). Beberapa koleksi diantaranya ada koleksi wayang atau lukisan yang sempat masuk penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) karena keunikannya, yaitu lukisan Semar terkecil berukuran 3 X 3 cm buatan Ki Djoko Sutedjo yang mendapatkan penghargaan dari MURI pada bulan Agustus 1998.
Beberapa koleksi diantaranya merupakan hibah dari Bapak H. Begug Poernomosidi (Bupati Wonogiri) antara lain wayang Semar buatan tahun 1716 dari Batu (Wonogiri) yang sekaligus juga merupakan koleksi tertua dari Museum Wayang Indonesia ini. Wayang Semar ini dahulu dipakai untuk pengruwatan leluhur Ki Warsino Guno Sukasno pada masa kerajaan Kartasuro. Ada juga wayang Limbuk dan Cangik yang selalu dipakai Bapak Begug waktu ikut mendalang sebagai alat berkomunikasi dengan warga.
Koleksi tua lain adalah wayang kulit Raden Udowo yang diproduksi tahun 1714. Menurut sejarahnya, wayang tersebut dulunya milik leluhur Kyai Dalang Panjang Mas I, seorang tokoh seniman wayang pada jamannya. Wayang ini dahulu biasa dipakai untuk pengruwatan leluhur Ki Warsino Guno Sukasno, yaitu seorang tokoh terpandang pada masa kerajaan Kartasuro. Selain itu, ada juga koleksi wayang Limbuk dan Cangik yang selalu dipakai Bapak Begug waktu ikut mendalang sebagai alat berkomunikasi dengan warga. Koleksi lain adalah beberapa wayang kuno buatan keraton Kasunanan Surakarta sejak dua abad lalu.
“Disini selain wayang kulit ada jenis lain, seperti wayang beber, klithik, golek, wayang wahyu, mini, krucil, kompeni, wayang tembaga, wayang kertas, juga wayang suket dari Ki Slamet Gundono, jenisnya ada 15,” jelas Suyadi, penjaga Museum Wayang Wuryantoro.
Selain museum wayang yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas, ternyata  di sinilah alamarhum mantan Presiden RI ke 1 yaitu Bp. Soeharto dahulu menikmati masa kanak-kanak hingga remajanya. Secara kebetulan, atau mungkin bermaksud untuk mengenang sejarah perjalanan sang tokoh, di bekas tempat tinggalnya dululah, kini berdiri sebuah bangunan museum wayang.  Museum yang dulu diresmikan oleh mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ini, boleh dikatakan sepi peminat. Padahal, kunjungan ke museum ini, selain menambah wawasan tentang pewayangan, juga bisa untuk napak tilas jejak mantan Presiden Soeharto. Pasalnya, beliau dulu sempat tinggal di sini semasa kecil hingga menjadi tentara.
“Menurut cerita sesepuh desa, pak Harto dulu tinggalnya di sini, ikut pamannya
Pak Bei Tani M Ng. Prawirowihardjo,” tutur suami dari Riyanti ini.
Menurutnya, tempat itu dulunya adalah tempat tinggal atau padepokan dari almarhum Pak Bei Tani (Mantri Dinas Pertanian, sebutan akrab untuk paman soeharto). Nah di tempat itulah pak Harto kecil diopeni (diasuh) oleh pamannya tersebut. Jejak peninggalan mantan Presiden Soeharto itu masih melekat di benak warga Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah.
Semua peninggalan Pak Harto hingga kini masih terpelihara rapi di Museum Wayang Indonesia tersebut. Salah satunya adalah bangku yang pernah digunakan presiden kedua Indonesia itu saat menimba ilmu di Sekolah Rakyat (SR, setingkat SD) di Desa Wuryantoro.

Wonogiri merupakan kota kecil yang terletak di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan dengan Gunung Kidul, Yogyakarta dan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Di Wonogiri, kita bisa melihat hamparan bukit dan deretan pegunungan kapur selatan, yang membuat kota kecil ini mempunyai berpuluh-puluh gua alami. Gua-gua ini terbentuk akibat proses evolusi bumi dan pukulan arus air yang terus-menerus sepanjang tahun. Sehingga di dalam gua terdapat aliran sungai bawah tanah. Gua-gua tersebut di antaranya ialah Gua Mrica, Gua Potro, Gua Tembus, Gua Sapen, Gua Sonya Ruri, Gua Sodong dan Gua Gilap.

Karena situs kawasan karst yang begitu menakjubkan, maka dibuatlah Museum Karst Wonogiri tepatnya di desa Gebangharjo, kecamatan Pracimantoro. Museum ini diresmikan tanggal 30 Juni 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lalu mengapa museum ini patut dijadikan pusat penelitian dunia?
Tentu karena negara Indonesia sebenarnya mempunyai kekayaan alam yang menakjubkan dan sangat layak untuk dijadikan ikon wisata dunia, seperti halnya Raja Ampat di Papua. Museum 3 lantai ini menyimpan berbagai kebudayaan Indonesia seperti bebatuan dan replika dari gua, gambaran kehidupan manusia purba dan pusat penelitian ahli sejarah dan geologi untuk situs kawasan karst di daerah Pracimantoro ini.
Gua-gua di Wonogiri juga memiliki stalaktit dan stalakmit yang sangat menakjubkan, sehingga tak salah bahwa kawasan ini dijadikan sebagai museum kawasan karst dunia. Bagi Anda yang tertarik untuk berkunjung ke museum ini, pengunjung dikenakan biaya Rp. 2.100 untuk hari Senin-Kamis dan Rp. 3.100 untuk hari Sabtu dan Minggu. Ditambah dengan banyaknya wisata kuliner di daerah ini, membuat Anda tak perlu khawatir merasa lapar saat berjalan-jalan mengunjungi museum karst dunia ini.
Bagi Anda yang berjiwa petualangan dan suka dengan adrenalin Wonogiri memberikan tempat alternatif untuk hobi Anda tersebut. Adalah Papan Arena Papan Luncur Olahraga Gantole namanya. olahraga yang dijamin akan memacu adrenalin Anda. Di bukit Desa Sendang adalahtempat untuk arena peluncuran bagi olahraga gantole dan paralayang. Tempatnya sangat nyaman dan cocok mengingat letaknya mudah dijangkau kendaraan roda empat dan tempat pendaratan yang luas sangat jelas dari tempat peluncuran.

Papan Arena Papan Luncur Olahraga Gantole ini merupakan salah satu tempat favorit bagi para pecinta olahraga gantole dan para layang di Jawa Tengah. Berbagai event kejuaraan tingkat daerah, nasional dan internasional pernah diadakan di tempat ini. Terdapat dua tingkat ketinggian yaitu 200 meter dan 400 meter sehingga memberikan pilihan bagi atlit gantole untuk melakukan aksinya.
Namun bagi Anda yang tidak suka atau tidak bisa melakukan olahraga tersebut jangan berkecil hati dulu. Tempat papan luncur tersebut pemandangannya sangat indah dan menyejukkan. Sangat cocok dijadikan tempat wisata. Jadi tidak ada salahnya untuk mengunjungi tempat tersebut. Selama mencoba Papan Arena Papan Luncur Olahraga Gantole

Friday 13 May 2016

Saat Anda berkunjung ke Sragen maka singgahlah ke Desa Kliwonan dan Desa Pilang Kecamatan Masaran untuk melihat industri batik. Dengan datang ke Desa Wisata Batik Kliwonan berarti Anda telah mendatangi langsung pengrajin batik yang ‘sesungguhnya’.
Dikutip dari Indonesia Travel, banyak pengusaha batik terkenal yang mengambil batik dari pengrajin di desa ini kemudian memberi labelnya sendiri.
Desa Wisata Batik Kliwonan merupakan kawasan ekoturisme berkelanjutan dengan pemberdayaan warga lokal untuk mengangkat potensi ekonomi, keunikan, dan kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan ekologi.
Anda dapat menikmati aktivitas wisata belanja batik berkualitas tinggi dengan harga murah. Berwisata sambil belajar membatik selama 3 jam dengan mendalam, belajar membuat gerabah sawah, mengenal proses bertani, wisata kuliner makanan khas desa, menjelajah desa, hingga fotografi alam. Desa ini menjamin hasrat wisata alam maupun wisata belanja Anda terpuaskan.
Bagi Anda yang berminat mendalami batik secara serius dan profesional, maka dapat mengikuti pelatihan membatik untuk profesional selama 5 hari. Di sini Anda akan belajar teknik dasar pembatikan secara singkat dan cepat. Hasil belajar membatik dapat dibawa pulang.
Ada juga edukasi herbal, dimana Anda dapat mempelajari jenis-jenis tanaman herbal dan cara pemanfaatannya. Temukan lokasinya di Homestay Mbak Puji Dukuh Kuyang Desa Kliwonan. Sewa untuk menginap Rp40 ribu per orang satu hari.
Di sini juga ada pembuatan kerajinan tanah liat hitam.  Anda dapat melihat langsung pembuatan kerajinan tanah liat hitam yang semakin langka. Bagi penggemar kegiatan memancing maka Anda dapat mencoba memancing di kolam buatan dan bahkan memancing di Sungai Bengawan Solo yang legendaris.
 Inilah kesempatan Anda untuk melihat sentra industri batik selain 3 yang sudah terkenal yaitu Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan. Kabupaten Sragen menjadi sentra produksi batik terbesar setelah Pekalongan dan Surakarta. Kabupaten Sragen memiliki dua sub-sentra batik yakni Kecamatan Plupuh dan Masaran.
Di kedua tempat tersebut ada desa penghasil batik. Letak keduanya berdekatan, saling berseberangan di sisi utara dan selatan Sungai Bengawan Solo. Berada di pinggiran sungai, kawasan ini juga dikenal dengan sebutan batik girli (Pinggir Kali). Ada juga yang mengenalnya dengan sebutan batik kliwonan, karena mengambil nama salah satu desa produsen yang berlokasi di Kecamatan Masaran.
Di Sentra Batik Kliwonan ada sekitar 85 Usaha Kecil Menengah yang telah menyerap 5000 tenaga pembuat batik. Secara keseluruhan ada sekitar 15.000 pembuat batik tersebar di semua wilayah Kabupaten Sragen.
Dalam setahun mereka mampu menghasilkan batik jenis katun sebanyak 50.000 potong dan batik jenis sutera dari alat tenun, sebanyak 365.000 potong. Batik yang dihasilkan dari sentra industri tersebut kemudian disetorkan ke pengusaha batik solo dan diberi label pengepul ataupun dijual langsung ke pemilik kios di Pasar Klewer Solo. 

Sekarang, sentra batik girli menjadi kawasan wisata terpadu dengan nama Desa Wisata Batik Kliwonan. Kawasan desa wisata batik ini diarahkan menjadi kawasan kunjungan wisata, pusat pengembangan, pelatihan, dan pemasaran batik khas Sragen.
Motif batik Sragen identik dengan batik Solo dan batik Yogyakarta. Sebab, para pionir pengusaha batik Sragen adalah buruh juragan batik di Solo. Perbedaannya batik sragen cenderung berwarna dasar lebih terang dan motifnya memadukan corak baku atau klasik dengan gambar flora fauna.
Dari sini bawalah pulang buah tangan khasnya mulai dari kerajinan kain perca batik berupa tas, dompet cantik, bantal hias, hingga selimut. Ada juga kerajinan grabah ndeso yang terbuat dari tanah liat hitam dengan tekstur kasar, namun antik dan eksotis berupa tempayan air, pot bunga, dan kuali.
Anda juga dapat membeli kerajinan sangkar burung yang cantik di sini. Ini merupakan hasil olahan dari kekayaan bambu yang melimpah dari tepian Sungai Bengawan Solo.
Kunjungan Anda sangat sempurna saat digelarnya Festival Desa Batik di Sragen setiap bulan Agustus-November tiap tahunnya.
Sebuah acara yang memadukan tradisi agraris dan keterampilan membatik sehingga menghasilkan acara menarik dan unik untuk disaksikan. Digelar setiap bulan Agustus-November tiap tahunnya.
Di Festival Desa Batik Sragen, Anda akan menjumpai beragam atraksi menarik di antaranya: pawai hasil pertanian, pawai alat pertanian berhias batik, pawai hewan ternak berhias batik, pawai lampion batik, lomba desain batik, balapan mencanting, pawai orang-orangan (memedi) sawah, pawai caping lukis batik, dan sebagainya.
Di sini ada juga berbagai pertunjukan kesenian seperti sandiwara,  kesenian musik kentongan, dan nasyid bocah. Puncak acaranya ditutup pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. 
Awalnya festival ini adalah event bersih desa sebagai wujud syukur warga desa atas panen padi yang melimpah. Berikutnya acara ini mengalami berbagai modifikasi sehingga memasukkan unsur batik ke dalam pesta panen.



Galabo Solo, Wisata Kuliner Malam di Kota Solo, Tempat Wisata Terindah - Galabo adalah sigkatan dari Gladak Langen Bogan, yang merupakan sebuah kawasan wisata kuliner yang buka di malam hari di Kota Solo. Setiap malamnya Galabo selalu banyak dikunjungi warga Solo yang ingin menikmati kuliner yaitu mulai pukul 17.00 – 24.00 WIB. Galabo mulai dibuka dan diresmikan pada Malam Minggu tanggal 13 april 2008. Kawasan ini terletak di daerah Gladak, atau tepatnya di JL. Mayor Sunaryo depan Pusat Grosir Solo. Pada malam hari, sepanjang jalan ini akses untuk kendaraan bermotor ditutup, kemudian para pedagang makanan dipersilakan membuka lapak dagangannyanya disana. Jadi bisa dikatakan jalan ini kalau siang hari diperuntukkan lalu lalang kendaraan dan parkir ke BTC dan PGS, sedangkan pada malam hari digunakan sebagai arena pasar kuliner Galabo. Berbagai jenis makanan dan jajanan khas Solo dapat ditemukan di tempat ini. Pada akhir pekan biasanya juga disediakan live music sehingga menambah semaraknya malam di Kota Solo.
 Jumlah warung yang berjualan di kawasan Galabo ini sekitar 50 an warung dengan berbagai jenis makanan yang ada di Kota Solo. Jadi warung yang buka di Galabo ini bisa dikatakan perwakilan dari berbagai rumah makan, warung dan restoran yang ada di Solo. 
Beberapa warung sudah terkenal di Solo, seperti Nasi Liwet Keprabon, Gudeg Ceker Margoyudan, Sate Kere Yu Rebi, Tengkleng Pasar Klewer Bu Edi, Bebek Pak Slamet, mie thoprak, wedang ronde, wedang dongo, Nasi Tumpang Bu Mun, Harjo Bestik, Susu Segar Shi Jack, Bakso Alex, Tahu Kupat Bu Sri, dan Gempol Plered Bu Yami.
Royal Water Adventure adalah taman rekreasi baru yang berada di tepi jalur jalan Solo-Wonogiri, tepatnya di Jl. Raya Telukan km 8, Sukoharjo, Jawa Tengah. Objek wisata yang hadir dengan memadukan wisata air dan wahana permainan modern ini dapat menjadi pilihan wisatawan selama musim mudik Lebaran 2015.
Royal Water Adventure ini berada tidak jauh dari Jembatan Bacem, hanya 10 menit perjaklanan dari titik itu untuk mencapai lokasinya. Objek wisata ini memiliki gedung berlantai empat dan memiliki empat wahana yang menarik untuk anak-anak, seperti kolam arus, play ground, body slide, dan kolam renang semi olympic.

Rudi dari bagian marketing objek wisata baru itu. Sabtu (11/7/2015), memaparkan beberapa wahana memiliki keunggulan, seperti wahana play ground yakni wahana permainan anak yang terdapat di tengah kolam, didesain menyerupai sebuah istana dengan warna-warna yang cerah. Sedangkan, body slide merupakan wahana permainan bagi anak-anak yang ingin mengujinyali dengan tinggi 5 meter.
Royal Water Adventure atau biasa disebut waterboom oleh para pengunjungnya itu buka dari 08.00-18.00 WIB. Dengan pembelian tiket hari Senin-Jumat senilai Rp15.000/orang dan Sabtu-Minggu senilai Rp.20.000/orang.
Promo Lebaran
Manager Operasional Royal Water Adventure, Dicksen, mengatakan waterboom ini akan mengadakan promo Lebaran. Promo ini digelar mulai 12-26 Juli 2015, dimana setiap pembelian 1 tiket gratis 1 botol teh pucuk.
“Selama menjelang Lebaran, untuk harga tiket masuk mengalami kenaikan senilai Rp.35.000/orang mulai tanggal 12-16 Juli 2015 dan Rp.40.000/orang mulai tanggal 17-26 Juli 2015,” ungkap saat di temui Solopos.com. Sabtu, “selain itu, pihak Royal Water Adventure menargetkan 12.000 pengunjung selama Lebaran.”
“Selain keunggulan wahana waterboom, kami juga memiliki keunggulan di kualitas airnya dengan menjaga kualitas air agar tetap segar dan berwarna biru, kami tidak banyak menggunakan bahan pembersih seperti air-air yang ada di waterboom lainnya,” imbuhnya.

Paket layanan
Royal Water Adventure terdapat beberapa fasilitas, di antaranya les renang, paket wisata, dan paket outbond. Menurut Dicksen, Untuk hari biasa waterboom juga bekerja sama dengan sekolahan-sekolahan yang ingin menggunakan wahana Semi Olympic sebagai kegiatan pelajaran olahraga.
Bukan itu saja, menjelang Lebaran, Royal Water Adventure mengadakan perbaikan, seperti wahana Body Slide yang akan ditambah kelokannya, pada gedung lantai dua akan dijadikan area foodcourt dan ditambahnya ruang bilas. Hal ini diperkirakan akan selesai pada H-3 sebelum Lebaran.

Thursday 12 May 2016

Kabupaten Wonogiri memiliki sejumlah tempat wisata alam yang indah. Wilayah yang terletak di pesisir selatan Jawa itu terkenal dengan pantai yang eksotik dan menawan. Salah satunya Pantai Banyutowo.
Keistimewahan Pantai Banyutowo terletak pada airnya yang tidak asin. Maklum saja, Pantai Banyutowo merupakan tempat pertemuan antara air sungai dan air laut. Air tawar bersumber dari air bawah tanah yang bermuara di tepi pantai.
Pemandangan pantainya semakin mempesona manakala wisatawan dapat melihat air tawar yang jatuh dari bebatuan karang tepat di bibir pantai. Dari kejauhan tampak terlihat warna bening air serupa siluet putih diantara birunya laut. Di tambah hamparan karst yang terbentang sepanjang pantai menjadikan Pantai Banyutowo jadi salah satu destinasi wajib saat berkunjung ke Wonogiri.

Berdasarkan catatan beberapa wisatawan, biaya masuk ke Pantai Banyutowo sebesar Rp2000 per orang. Namun sayang, Pantai Banyutowo belum mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten Wonogiri atau Dinas Pariwisata setempat.
Pantai Banyutowo bisa dibilang belum banyak dilakukan pembangunan oleh Pemerintah daerah sehingga fasilitas yang dibangun juga masih minim. Perlu usaha dari Dinas Pariwisata Wonogiri agar Pantai Banyutowo banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Di tepi lain, kondisi Pantai Banyutowo yang sepi menjadikannya istimewa karena belum banyak pengunjung jadi bisa lebih tenang.
Sapu angin terletak didusun Grintingan, Desa tegalmulyo.Tepatnya diantara dusun Grintingan dan Gigirpasang, Goa Jepang di lembah jurang yang tinggi. Konon Sapu angin ini adalah pengasinan yang dihuni oleh yang di sebut Danyang Sapu Angin.Tempat ini ada sumber air dan satu bak air yang berbentuk seperti arah mata angin yang satu sisinya lancip dan uniknya arah lancipan itu persis arah utara dalam mata angin.
 Pada jaman penjajahan jepang warga sekitar sangat kenal dengan jepang dan menyebutnya sebagai “Nipong” yang mungkin maksudnya adalah Nippon/Jepang, sedikit berbeda dengan yang di buku pelajaran sejarah tentang tentara jepang di Negri ini, karena pada jaman jepang warga di sekitar ini ada interaktif dengan tentara jepang,dimana ketika jepang kalah dengan sekutu dan harus meninggalkan Negara jajahanya, di kampung ini mereka bercerita dengan warga apa adanya tentang tugasnya di indonesia,saat kalah dengan sekutu mereka juga menceritakan tidak lagi bisa berkomunikasi dengan kaisar jepang, tidak bisa lagi berkomunikasi dengan keluarga yang di jepang, mereka kemudian membangun Goa karena takut dengan tentara sekutu,bahkan pembangunan Goa ini dulunya meminta bantuan warga sekitar dusun ini,Hilanya komunikasi dengan Pimpinan di Negaranya ini yang kemudian mereka memilih bersembunyi untuk sementara menghindari Tentara sekutu.hal ini mungkin ada benarnya karena di dalam Goa tersebut ada tulisan orang-orang jawa dan dengan Huruf jawa.

Silahkan berkunjung bersama keluarga kita sediakan pemandu dyang siap melayani anda ke sana Tracking membutuhkan 1 jam dari Deles indah dengan jalan kaki menaiki bukit, sambil menikmati indahnya pegunungan lereng merapi.
Istana Mangkunegaran Solo Pura Mangkunegaran Surakarta yang didirikan pada tahun 1757, pada masa kepimimpinan Raden Mas Said atau yang dikenal sebagai Pangeran Samber Nyawa, terletak di tengah pusat kota. Letak Istana Mangkunegaran berada di dalam kawasan Kelurahan Keprabon dan di kelilingi oleh Jalan Ronggowarsito, Jalan Kartini, Jalan Raden Mas Said dan Jalan Teuku Umar. Tepat di sebelah utara Pasar Antik Triwindu, Ngarsapura.

Berwisata ke obyek bersejarah ini berarti juga menyibak sedikit sejarah kerajaan dan kebudayaan Jawa. Termasuk di dalamnya sejarah Istana Mangkunegaran juga menjadi narasi selagi pemandu membawa wisatawan berkeliling menikmati bangunan-bangunan istana yang juga menyiratkan gaya arsitektur Eropa.
Kunjungan wisata Istana Mangkunegaran dapat dibagi ke dalam dua tahap. Menikmati arsitektur istana dan melihat koleksi Museum Pura Mangkunegaran. Kemegahan bangunan istana dapat ditengok dari bangunan pendapa “super” besar yang seolah menyambut kedatangan wisatawan begitu menginjakan kaki ke dalam kompleks istana setelah melewati loket tiket masuk istana.
Selain pendapa, wisatawan juga akan diajak melihat beberapa bagian bangunan lain seperti taman di samping bangunan utama atau Dalem Ageng dan Bangsal Pracimayasa, sebuah ruang bersudut delapan yang digunakan untuk menjamu tamu. Selain di bangsal itu wisatawan juga akan diperbolehkan melihat ruang makan, ruang rias (Keputren) serta kamar mandi. Selain bangunan-bangunan di atas wisatawan juga akan menemui bermacam ornamen seperti patung yang berasal dari daratan Eropa hingga China.
Selain bangunan, wisatawan akan dibawa pemandu menikmati istana secara lebih detil dengan berkeliling melihat koleksi Museum Pura Mangkunegaran yang tak lain berada di dalam Dalem Ageng. Di dalam Dalem Ageng wisatawan dapat melihat berbagai koleksi perhiasan, perlengkapan atau senjata milik raja-raja terdahulu.
Koleksi unik yang tidak boleh terlewatkan di dalam museum itu bisa jadi koleksi perhiasan, uang logam kuno, hadiah pemberian berupa senjata, koleksi pusaka seperti keris, hingga peralatan makan dari kristal hingga perak. Koleksi yang tiada duanya seperti perlengkapan menari Bedaya, pusaka pring pethuk, atau badong.
Wisata Pura Mangkunegaran akan sangat menyenangkan bagi pelancong karena lokasi di pusat kota memudahkan wisatawan menemukan tempat penginapan. Selain banyaknya hotel dekat Istana Mangkunegaran, lokasi ini juga tidak jauh dari beberapa guest house serta lokasi belanja suvenir dan kuliner.
Wisata Istana Mangkunegaran juga tidak membutuhkan biaya yang mahal. Tiket masuk Istana Mangkunegaran bisa didapatkan dengan harga Rp 10 ribu dan buka sepanjang minggu mulai jam 8:30 pagi hingga jam 2:00 siang.
Waktu yang paling tepat untuk memilih wisata Istana Mangkunegaran bisa jadi jatuh pada pertengahan bulan Mei. Pada pertengahan bulan itu Mangkunegaran biasa menggelar Mangkunegaran Performing Art dimana puluhan karya tari asli Mangkunegaran dipertunjukan untuk umum di Pendapa Ageng selama dua malam.

Monday 9 May 2016

Di Kabupaten Sragen telah berdiri sebuah tempat wisata bernuansa pedesaan yang sangat lengkap dan sarat dengan nilai pendidikan dan hiburan. Dayu Alam Asri begitulah objek wisata ini dinamakan. Sesuai dengan namanya, tempat wisata ini sangat dekat dengan nuansa alam nan asri. Terletak di Desa Dayu, Kecamatan Sragen sekitar 20 KM dari Kota Solo; Dayu Alam Asri menyimpan sejuta potensi yang siap dinikmati oleh para wisatawan dari berbagai usia. Selain karena keindahan alam pedesaan yang mempesona dengan deretan pohon jati yang menaungi areal seluas hampir 5 Ha, berbagai fasilitas pendukung telah disediakan demi kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Antara lain : mini zoo , wahana bermain dan ketangkasan, agrowisata, resort, pendopo pertemuan, gazebo, kolam renang lengkap dengan arena luncuran, resto, dan sebagainya.

Sebuah kebun binatang mini ( mini zoo ) menjadi salah satu spot menarik dari objek wisata ini. Koleksi binatang yang hidup dan terpelihara dengan baik di mini zoo ini antara lain rusa, kanguru, landak, ular, burung merak, elang, berbagai jenis ikan langka seperti ikan lele afrika, ikan arapaima, dan alligator fish. Selain sebagai kebun binatang mini, tempat ini juga berfungsi sebagai tempat penangkaran beberapa jenis binatang di atas. Objek wisata ini memiliki konsep sebagai daerah tujuan wisata keluarga, sehingga semua orang dari berbagai usia dapat menikmati kenyaman an dan hiburan yang ditawarkan oleh tempat ini. Fasilitas-fasilitasnya pun tersedia lengkap baik bagi anak-anak, remaja, maupun orang tua. Masuk lebih jauh ke arena wisata ini, para wisatawan akan disuguhi sebuah taman lalu lintas di mana anak-anak bisa bermain dan belajar tentang disiplin berlalu lintas dengan cara yang tentu saja mengasyikan dan mudah diterima oleh mereka. Selain itu, mereka juga bisa bermain air sepuasnya di kolam renang yang lengkap dengan luncuran yang penuh warna.

Selain itu bagi para wisatawan yang menyenangi tantangan serta kegiatan yang cukup ekstrim dan menantang adrenalin, sebuah wahana flying fox yang terbentang di atas sungai selebar 50 M siap untuk dijajal. Atau jika Anda tidak begitu suka dengan ketinggian namun tetap menginginkan tantangan, cobalah untuk ber- canoeing menyusuri sungai Dayu. Ini tentu akan menjadi pengalaman yang sangat mendebarkan. Aktivitas air yang lain adalah memancing. Anda bisa memuaskan kegemaran Anda dalam hal memancing di sungai Dayu. Sejumlah perahu disediakan bagi Anda yang dapat di manfaatkan saat memancing atau sekedar untuk menikmati panorama alam dari atas permukaan air.
Untuk menambah citra tempat wisata ini sebagai objek wisata alam dan wisata agro, areal pertanian organik terhampar luas di sini. Berbagai jenis tanaman sayur dan buah tumbuh dengan sangat subur tanpa terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya karena semua tanaman ini menggunakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan sehingga sangat sehat untuk dikonsumsi. Tanaman-tanaman tersebut antara lain : buah naga, pepaya jeruk, pisang, kacang panjang, cabai, tomat, pare, terung, singkong, ubi jalar, ceme, sawi hijau, mangga, tebu, padi, dan masih banyak lagi. Selain itu, di objek wisata ini juga bisa dijumpai tanaman Rosella yang daunnya setelah diolah bisa dijadikan minuman sejenis teh. Sebuah green house (rumah kaca) yang menaungi berbagai jenis tanaman hias yang sedap dipandang dan berbagai jenis tanaman obat juga telah didirikan di lokasi wisata ini.
Taman Balekambang merupakan salah satu obyek wisata yang telah ada sejak zaman dulu dan merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di kawasan Wisata Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Taman Balekambang Tawangmangu walaupun tidak terlalu luas namun mampu menyajikan suasana yang nyaman untuk bersantai bersama keluarga atau teman dengan pepohonan pinus yang berumur puluhan tahun dan didukung oleh hawa yang sangat sejuk.  
Taman Balekambang dilengkapi berbagai fasilitas diantaranya kolam renang, lapangan tenis, flying fox, aneka permainan anak, paintball, dan lain-lain. Namun ada yang berbeda di Tahun 2016 ini, karena sebagian wahana permainan yaitu lapangan tenis dan arena paintball di gantikan dengan wahana baru yaitu Taman Miniatur Ikon Dunia. Taman Miniatur Ikon Dunia ini sangat cocok dan menarik bagi para pengunjung yang gemar berphoto selfi terutama pengunjung dari kalangan usia muda.

Di Taman Balekambang ini bisa kita jumpai beberapa miniatur ikonik dari berbagai negara seperti Tembok Raksasa Tiongkok, Patung Sphinx dari Mesir, Piramida Mesir, Hollywood, Monumen Arc De Triomphe, Menara Eiffel, Candi Borobudur. Taman Balekambang berada sangat dekat dengan Pintu Masuk I Grojogan Sewu, dengan halaman parkir yang memadai baik untuk sepeda motor, mobil pribadi, dan bus pariwisata.


Di depan pintu loket biasanya pengunjung disambut oleh beberapa orang berkuda yang akan disewakan untuk berkeliling di seputaran kawasan balekambang – grojogan sewu. 
Harga tiket masuk Taman Balekambang sebesar Rp. 12.000,-  sepadan dengan suasana yang didapat oleh para pengunjung, namun khusus untuk beberapa permainan harus membayar sendiri seperti becak mini, atv, sepeda mini, sepeda listrik, flying fox, dan lainnya tentu dengan harga yang cukup terjangkau. Seperti tempat wisata pada umumnya, Taman Balekambang dilengkapi Musholla, Toilet, Kamar mandi, kantin aneka makanan khas tawangmangu, dan sebuah gedung serbaguna. Bagi yang ingin belanja oleh-oleh khas Tawangmangu bisa mendapatkannya di seputaran bagian depan Taman Balekambang. Ayo siapa mau mencoba

Contact Admin

Recent Post

    Area Soloraya

    VISIT SOLORAYA

    Seni Budaya Jawa

    Popular Posts

    Kalender

    Translate To



    EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianBrazilJapaneseKoreanArabicChinese Simplified



    Labels

    Boyolali (14) Karanganyar (25) Klaten (11) Sragen (17) Sukoharjo (11) Surakarta (13) Wonogiri (14)