Thursday 28 July 2016

Arung jeram mini atau tubing dibuka di Sungai Sawur yang memisahkan wilayah Sragen Jawa Tengah dengan Ngawi Jawa Timur. Wahana ini dibuka oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Deworejo di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
“Wahana tubing ini sudah disiapkan sejak pertengahan tahun lalu. Kami sudah menguji coba berulang kali dan cukup aman. Setiap peserta wajib mengenakan alat pengaman seperti helm, deker di siku tangan dan lutut, serta pelampung,” kata Ketua Pokdarwis Deworejo Sukamto kepada Koran Solo.
Pengamatan Koran Solo di lokasi, Senin (28/3), arus sungai mengalir di antara bebatuan. Sungai Sawur berhulu di Umbul Sares di Desa Wonosari, Sine, Ngawi, yang berada di lereng Gunung Lawu. Lantaran berasal dari air umbul, kemurnian air masih terjaga. Letaknya yang berada di daerah pedalaman yang berjarak sekitar 20 km dari Kota Sragen membuatnya aman dari limbah pabrik atau rumah tangga. Air dari Sungai Sawur mengalir hingga Sungai Bengawan Solo di Mantingan, Ngawi.
Wahana tubing ini belum banyak diketahui orang. Permainan arung jeram mini itu baru dibuka jika ada pendaftar minimal 15 orang dewasa atau 30 anak-anak. Kebetulan saat Koran Solo tiba di lokasi, suasana Sungai Sawur relatif sepi karena wahana tubing itu belum banyak diketahui orang. ”Sekarang kami masih menggencarkan promosi. Hingga kini, kami baru melayani tiga kelompok tamu. Selama belum ada peminat, kami off,” papar Sukamto.
 Saat ini terdapat 14 unit ban yang bisa digunakan untuk tubing. Saat digunakan, masing-masing ban bisa dikaitkan dengan carabiner supaya tidak terpisah. Wahana tubing itu dipandu oleh instruktur yang sudah berpengalaman. Wahana tubing ini mengambil start di Telaga Bandut dan finis di Dusun Sawur tepatnya di Jembatan Sawur dengan jarak sekitar 3 km. ”Jarak itu bisa ditempuh sekitar 1 jam. Setelah puas mengikuti tubing, peserta bisa naik bendi untuk kembali ke lokasi start,” terang Kepala Desa Sukorejo Sukrisno.
Sukrisno menjelaskan air di Sungai Sawur tidak pernah habis. Air di sungai itu tetap mengalir meski debitnya menyusut saat kemarau. Sungai ini bisa digunakan untuk arena tubing kapan saja. ”Bedanya, kalau dilakukan saat musim kemarau, kendalanya banyak batu yang menjadi penghambat. Kalau musim hujan, debitnya bisa naik. Kalau banjir, kami tidak menyarankan untuk dibuka,” papar Sukrisno.
Sukrisno mengakui wahana tubing di Sungai Sawur itu belum didukung dengan infrastruktur yang memadai. Dia berencana mengajukan anggaran senilai Rp300 juta untuk memperbaiki akses jalan. ”Tahun ini sudah kami anggarkan dana senilai Rp10 juta dari APB Desa. Dana itu bisa digunakan untuk menambah fasilitas ban,” terang Sukrisno. (Moh. Khodiq Duhri)

Contact Admin

Recent Post

    Area Soloraya

    VISIT SOLORAYA

    Seni Budaya Jawa

    Popular Posts

    Kalender

    Translate To



    EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianBrazilJapaneseKoreanArabicChinese Simplified



    Labels

    Boyolali (14) Karanganyar (25) Klaten (11) Sragen (17) Sukoharjo (11) Surakarta (13) Wonogiri (14)