Sangiran, tak asing lagi kita dengar di telinga kita. Sebuah
situs purbakala yang berada di daerah Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten
Sragen.
Kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang jalan-jalan
wisata saya ke Situs Purbakala Sangiran tersebut yang saya tempuh melalui
perjalanan dari Kota Sragen.
Pembangunan infrastruktur sebagai pendukung obyek wisata
Situs Sangiran dari arah Kota Sragen memang sedikit mengecewakan, terutama
jalan sepanjang perjalanan ke obyek wisata tersebut kurang mendapatkan
perhatian.
Hal ini mungkin
wajar karena tentunya banyak wisatawan domestik maupun internasional
yang berkunjung ke situs Sangiran melalui jalur dari Kota
Surakarta.
Akses dari Kota Surakarta atau Solo ditempuh dengan jarak
sekitar 17 KM melalui jalur menuju Kecamatan Kalijambe, sementara jika ditempuh
dari Semarang bisa lebih cepat melalui Karanggede, Gemolong, Kalijambe lalu Sangiran
selain alternative lain melalui Purwodadi, Gemolong , Kalijambe dan Sangiran
dengan jarak kurang lebih 100 KM.
Namun tetap menjadi satu hal yang perlu diperhatikan oleh
pemerintah Kabupaten Sragen dalam penyediaan akses wisata yang mereka miliki di
wilayahnya.
Museum Sangiran adalah situs cagar budaya sebagi tempat terhimpunnya
berbagai macam penemuan barang-barang arkelogi dari jaman purbakala yang sudah
di akui oleh dunia dari beberapa situs penemuan di sekitar Sangiran.
Museum Sangiran mencakup dua wilayah Kabupaten penemuan
yaitu Kabupaten Sragen yaitu Kecamatan Plupuh, Kalijambe dan Gemolong dan satu
kecamatan Gondangrejo yang masuk wilayah administrative Kabupaten Karanganyar.
Tiket masuk ke Museum Sangiran relative murah, per –tanggal 4
April 2015 setiap pengunjung dikenai tarif masuk sebesar Rp 5.000,00 (belum
termasuk biaya parkir sebesar Rp 2.000,00 per-motor). Dan untuk wisatawan
mancanegara dikenakan tariff masuk sebesar Rp 11.500,00 untuk setiap
pengunjung. Sesuai dengan PERDA No.2 Tahun 2011 Kabupaten Sragen.
Apa saja yang bias dinikmati di Museum Purbakala Sangiran?
Tentunya hal ini menjadi pertimbangan bagi wisatawan yang
berkunjung. Sangiran menyajikan keaslian alam hal ini bisa dilihat dari keadaan
sekitar museum, pemandangan hutan-hutan yang ada disekitar area wisata dan
keaslian kehidupan masyarakat di sekitarnya juga. Yang semua bisa dinikmati
dari menara pandang yang di sediakan oleh museum dan dari sepanjang lorong-lorong
jalan menuju ke museum.
Jika kurang jelas menikmati pemandangan alam sekitar bisa menggunakan
fasilitas lain dengan menyewa teleskop yang tersedia.
Di dalam museum bisa kita nikmati sarana audio visual yang
memberikan berbagai penjelasan tentang berbagai proses, misalnya proses
ditemukannya situs purbakala Sangiran, proses evolusi manusia, proses alam raya
dan gugusan gunung-gunung berapi yang tentunya semua berhubungan dengan proses
dari adanya kejayaan manusi purba.
Tersedia juga fasilitas dasar tempat wisata seperti tempat
bermain anak-anak, tempat nongkrong bagi remaja, taman-taman bunga yang diatur
sangat cantik termasuk ketersediaan sarana-sarana umum seperti toilet dan
lain-lain yang tetap terjaga.
Bagi anda yang perlu menginap, di sediakan pula tempat
menginap yang tentunyua tidak gratis. Fasilitas penginapan terutama disediakan
untuk para peneliti di situs tersebut yang datang dari berbagai Negara di dunia
yang sedang melakukan penelitian maupun mempelajarinya.
Selain penginapan juga tersedia pendopo, tempat
representasi, tempat santai keluarga dan tentu tidak kalah penting adalah
tempat penjualan souvenir dan cenderamata khas dari Sangiran. Spesial memang
anda bisa mendapatkan replica dari Pithecanthropus erectus disini sebagai
pajangan di rumah anda.
Selayang pandang tentang Museum Sangiran (materi dari tulisan dan data yang tertera di Museum Sangiran)
Situs purbakala Sangiran terletak di tepi Sungai Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Pada waktu ditemukan oleh G.H.R (Gustav Heinrich Ralph) von Koenigswald, Sangiran adalah daerah perbukitan yang tandus.
Pada tahun 1934, G.H.R. von Koenigswald menemukan sejumlah
alat serpih dari bebatuan jaspis dan kalsedon di Sangiran yang berjumlah ribuan
hingga dia menyebutnya sebagai “Sangiran Flakes Industry”.
Kemudian menyusul penemuan penting lainnya yitu berupa
rahang bawah atau di sebut mandibula dari fosil Meganthropus Paleojavanicus dan
fosil Pithecanthropus Erectus atau “manusia jawa”.
Penemuan-penemuan tersebut menarik minat para peneliti lain
guna menyusuri jejak-jejak kehidupanh purbakala di bukit Sangiran.
Peneliti dari Indonesia, yaitu T. Jacob dan S. Sartono
memulai ekskavasi pada tahu 1960-an kemudian diikuti oleh Pusat Penelitian
Arkelologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Balai Arkelogi Yogyakarta.
Telah diungkap dari situs Sangiran sekitar 65% fosil manusia
di Indonesia dan angka tersebut adalah sekitar 50% dari populasi takson homo
erectus di seluruh dunia. Ini menjadikan Sangiran sebagai situs terlengkap di
dunia.
Proses terjadinya kubah Sangiran
Lapisan tanah di Sangiran adalah lapisan tanah yang “terbuka”
secara alami yang sangat memungkinkan para peneliti untuk melakukan penelitian
secara mendalam.
Kubah Sangiran dilalui Sungai Cemoro yang secara prose
salami mengalami erosi, yang membuat lapisan tanah di sekitarnya yang berusia 2
juta tahun hingga 200ribu tahun yang lalu menjadi terbuka dan dapat dilihat.
Lapisan tanah dari masa pliosen akhir hingga akhir pleistosen tengah.
Dalam lapisan tanah “tua”tersebut dapat ditemukan berbagai
macam informasi mengenai kehidupan masa lalu yang terekam dalam lapisan tanah,
bvebatuan, tumbuhan fosil makhluk hidup dan peralatan-peralatan yang pernah
digunakan pada masa itu.
Sangiran juga menyimpan ribuan fosil kehidupan dasar laut,
yang menjadi bukti bahwa masa itu Sangiran merupakan hamparan dasar laut yang
mengalami proses alam berjuta-juta tahun hingga menjadi sebvuah daratan seperti
sekarang ini.
Sangiran dinyatakan sebagai warisan dunia
Pada ulang tahun UNESCO ke – 20 di kota Merida, Meksiko.
Sangiran ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia (word heritage) pada tahun
1996. Dengan penetapan dari pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 070/0/1877 tanggal 5 Maret 1977.
Yang unik dari Museum Sangiran
Yang saya rasa unik dari Museum Sangiran adalah pengaturan
alur pengunjung untuk memasuki setiap display pameran yang memiliki start dan
ending dan memulai tahap selanjutnya.
Artinya pengunjung memiliki option / pilihan untuk melalui
semua proses dan melewati proses. Dan akan mendapatkan informasi yang berurut
dalam setiap prosesnya. Hal ini sangat penting untuk mempelajari pemahaman
proses yang terjadi.
Di atas tanah seluas kurang lebih 16.675 meter persegi kita
di arahkan untuk mengikuti alur cerita atau proses tersebut.
Memasuki ruang utama kita bisa mendapatkan proses yang
terjadi pada saat eksvakasi yang dilakukan oleh von Koenigswald yang berhasil
menemukan fosil Pithecanthropus Erectus atau di sebut kera berjalan tegak.
Bukan hanya Pithecantropus Erectus dapat kita lihat di sana
, namun juga fosil lain seperti Pithecanthropus Mojokertensis ( Pithecanthropus
Robustus), Meganthropus Palaeojavnicus, Homo Soloensis, Homo Neanderthal Eropa,
Homo Neandethal Asia, Homo Sapiensis.
Semua dalam bentuk replica, karena fosil yang asli disimpan
di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium Paleoantropologi UGM, Yogyakarta.
Tidak hanya itu , kita akan bisa melihat fosil-fosil
binatang purba , antara lain Gajah purba Elephas namadicus, Stegodon
trigonocephacus, Mastodon sp, Bubalus palaeokarabau (kerbau) Felis
Palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Boviade
(sapi) Cervus sp (rusa), Hippopotamus sp ( kuda nil).
Crocodillus sp ( buaya), Pelecypoda, Gastropoda, Chelonia sp
(kura-kura).
Untuk lebih jelas dalam memahami proses yang terjadi bisa
mengikuti visua;l yang disediakan pada layar-layar monitor disetiap ruang
display.
Itu tadi jalan-jalan saya di Museum Purbakala Sangiran,
Sragen semog bisa menjadi informasi yang berguna bagi anda dan selalu ingin
mengunjungi Museum kebanggaan bangsa tersebut.
Terakhir mungkin penting anda mengutip tulisan Anis Baswedan
yang di tinggalkan di Museum tersebut, terutama setelah anda berkeliling
mengunjungi museyum tersebut.
0 comments:
Post a Comment
Tata tertib berkomentar :
1. Komentar harus relevan dengan konten yang dibaca
2. Gunakan bahasa yang baik dan sopan
3. Tidak mengandung unsur SARA or Bullying.
4. Dilarang SPAM. Exp: Nice gan, Makasih Gan, dll
5. Dilarang menyisipkan link pada isi komentar. Aktif ataupun tidak.
Berlakulah dengan bijak dalam menggunakan sarana publik ini. Baca dan pahami isinya terlebih dahulu, barulah Berkomentar. Terimakasih.