Tuesday 30 August 2016


Klenteng Tri Dharma Avalokitesvara Surakarta itu di bangun mulai sebagai bagian dari infrastruktur pada masa perpindahan Kraton Surakarta Hadiningrat dari Kartasura ke Ponorogo dan kemudian ke desa Sala pada tahun 1745. Bangunan ini sudah berusia lebih dari 200 tahun.
Tempat yang sakral ini sampai sekarang masih tegak berdiri di tengah keramaian daerah China di pusat Kota Solo. Tepat di seberang jalan sudah kelihatan pintu utama Pasar Gede Solo, pasar tradisional terbesar dan kemungkinan juga tertua dengan segala keramaiannya.
Sampai saat ini pula bangunan china ini masih menyisakan keindahan darimasa lalunya. Wakil pengurus kelenteng, mengatakan betapa mengagumkannya tempat persembahayangan disini. Selain untuk beribadah juga dapat dinikmati keindahan seni ukiran yang ada di dalam. Sederetan ukiran-ukiran indah ditiang-tiang penyangga atap kelenteng, ukiran-ukiran kayu memang indah. Paparan keindahan ini tampak begitu nyata jika dilihat dari dekat.


Di Altar utama yang merupakan Tuan/Nyonya rumah adalah altar Bodhisattva Avalokitesvara, Guan Shi Yin Pu Sa yang oleh penganut San Jiao atau Tri Dharma lebih dikenal sebagai Makco Guan Yin atau Kwan Im dalam dialek Hokkian. Makco Guan Yin yang duduk di altar utama ini adlaah Guan Yin yang dalam perwujudannya sebagai Shi Zi Wu Wei Guan Shi Yin. Perwujudan Avalokitesvara Simhananda adalah salah satu diantara 15 perwujudan utama, diluar 33 perwujudan dari sang Avalokiesvara. Biasanya avalokitesvara Simhananda digambarkan duduk diatas seekor singa atau di atas sebuah singgasana.

Apabila Sin Bing di Altar Utama berasal dari unsur Buddhisme nama dari Kelenteng itu dalam Bahasa Hokkian berakhir dengan Sie, seperti halnya Kelenteng Tien Kok Sie. Apabila Sin Bing di Altar Utama berasal dari unsur Taoisme  nama Kelenteng biasanya berakhir dengan Kiong  seperti Kelenteng Poo An Kiong di Coyudan Solo yang Altar Utama nya adalah Mahadewa Kong Tek Cun Ong  sang Mahadewa Pengusir Kejahatan dalam Daoisme/Taoisme yang berkedudukan sangat tinggi dalam strata kedewaan Daoisme/Taoisme. Sedang Kelenteng Dewa Bumi  Fu De Zheng Shen – yang lebih sering dikenal sebagai Kongco Hok Tek Cing Sin  namanya dalam dialek Hokkian  biasanya disebut sebagai Hok Tek Bio. Bio merupakan nama Kelenteng secara umum atau sebuah Kelenteng yang besar.
Di sinilah terlihat betapa sistim keagamaan Tiongkok adalah suatu sistim keagamaan yang sungguh pluralis dan sinkretis satu sistim yang menampung dan memberi tempat untuk semuanya. Tiga menyatu di dalam Satu. Tri Dharma. San Jiao. Ini sesungguhnya adalah suatu sistim keagamaan yang sangat bagus, asalkan dipahami secara tepat dan benar.

Nah, setelah memahami keindahan yang dimiliki bangunan bersejarah terhadap tempat persembahayangan keturunan china ini bukankah menambah rasa penasaran anda untuk datang kesana sendiri dan membuktikannya kan ? Cukup datang ke pasar gede surakarta, dia ada di sebelah selatannya.

0 comments:

Post a Comment

Tata tertib berkomentar :
1. Komentar harus relevan dengan konten yang dibaca
2. Gunakan bahasa yang baik dan sopan
3. Tidak mengandung unsur SARA or Bullying.
4. Dilarang SPAM. Exp: Nice gan, Makasih Gan, dll
5. Dilarang menyisipkan link pada isi komentar. Aktif ataupun tidak.

Berlakulah dengan bijak dalam menggunakan sarana publik ini. Baca dan pahami isinya terlebih dahulu, barulah Berkomentar. Terimakasih.

Contact Admin

Recent Post

    Area Soloraya

    VISIT SOLORAYA

    Seni Budaya Jawa

    Popular Posts

    Kalender

    Translate To



    EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianBrazilJapaneseKoreanArabicChinese Simplified



    Labels

    Boyolali (14) Karanganyar (25) Klaten (11) Sragen (17) Sukoharjo (11) Surakarta (13) Wonogiri (14)