Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 provinsi Jawa Tengah
yang terletak di jalur strategis karena berada di jalur Kota Semarang
menuju Kota Surakarta (Solo) kemudian berlanjut ke Surabaya (Jawa
Timur). Boyolali terletak atau 27 kilometer sebelah barat Kota Surakarta
110"22"-110"50" BT, dan 7"36"-7"71" LS Batas wilayah, utara Kabupaten
Grobogan dan Semarang, sebelah timur Kabupaten Karanganyar, Sragen, dan
Sukoharjo, sebelah selatan Kabupaten Klaten, dan DIY , sebelah barat
Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Semarang. Administratif terdiri dari
19 kecamatan dan 263 desa dan empat kelurahan, penggunaan lahan, seluas
101.510,1 hektare, 79.548,7 hekater merupakan tanah kering.
Boyolali adalah salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah
terletak di lereng Gunung Merapi dan Merbabu sehingga memiliki
pemandangan alam yang eksotis. Boyolali juga memiliki Bandara
Internasional yaitu Bandara Adi Sumarmo yang berjarak 25 kilometer dari
Kota Budaya Surakarta (Solo) yang merupakan koridor jalur wisata
Solo-Selo-Borobudur (SSB). Boyolali terkenal dengan susu sapinya serta
memiliki moto "BOYOLALI TERSENYUM" (Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman
untuk Masyarakat).
Menurut legenda Boyolali berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan
Arang atau Bupati Semarang pada abad XVI. Kisah cerita Ki Ageng Pandan
Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh
Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh
Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung
Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam.
Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak
menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan
cukup jauh meninggalkan anak dan istri ketika di sebuah hutan belantara
beliau dirampok oleh tiga orang yang mengira beliau membawa harta benda
ternyata dugaan itu keliru, maka tempat inilah sekarang dikenal dengan
nama Salatiga. Perjalanan diteruskan hingga sampailah di suatu tempat
yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel dan tempat inilah
sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan
di Boyolali.
Dalam menempuh perjalanan yang jauh tersebut, Ki Ageng Pandan Arang
semakin meninggalkan anak dan istri. Beliau sambil menunggu mereka, Ki
Ageng beristirahat di sebuah batu besar yang berada di tengah sungai.
Dalam istirahatnya Ki Ageng berucap "baya wis lali wong iki" (sudah
lupakah orang ini). Dari kata baya wis lali ini, maka jadilah nama
Boyolali. Batu besar yang di Kali Pepe yang membelah Kota Boyolali
mungkinkah ini tempat beristirahat Ki Ageng Pandan Arang. Mungkin tak
ada yang bisa menjawab dan sampai sekarang pun belum pernah ada meneliti
tentang keberadaan batu ini.
Demikian juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan Pasar
Sunggingan Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini, dulu
adalah tempat untuk beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam
istirahatnya Nyi Ageng mengetuk-ngetukan tongkatnya di batu ini dan batu
ini menjadi berlekuk-lekuk mirip sebuah dakon (mainan anak-anak tempo
dulu). Karena batu ini mirip dakon, masyarakat di sekitar Pasar
Sunggingan menyebutnya Mbah Dakon dan hingga sekarang batu ini
dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang berani
mengusiknya.
Boyolali menyimpan berbagai macam potensi yang siap dikembangkan
salah satunya adalah potensi pariwisata. Pariwisata Boyolali dibagi
menjadi ke dalam tiga wisata yaitu wisata alam pegunungan, wisata tirta
dan wisata ziarah. Wisata alam pegunungan di Kabupaten Boyolali
menyajikan indahnya panorama Gunung Merapi sebagai gunung teraktif di
dunia yang menyimpan segudang misteri yang menjadikan daya tarik
tersendiri.
Pengelolaan pariwisata di Kabupaten Boyolali dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu wisata alam pegunungan, wisata tirta, dan wisata ziarah.
0 comments:
Post a Comment
Tata tertib berkomentar :
1. Komentar harus relevan dengan konten yang dibaca
2. Gunakan bahasa yang baik dan sopan
3. Tidak mengandung unsur SARA or Bullying.
4. Dilarang SPAM. Exp: Nice gan, Makasih Gan, dll
5. Dilarang menyisipkan link pada isi komentar. Aktif ataupun tidak.
Berlakulah dengan bijak dalam menggunakan sarana publik ini. Baca dan pahami isinya terlebih dahulu, barulah Berkomentar. Terimakasih.